Siswa Sekolah Minggu Kenali Masjid Al Mansyur

Siswa Sekolah Minggu Kenali Masjid Al Mansyur

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Sedikitnya 70 anak-anak Sekolah Minggu gereja Katolik Santo Paulus Wonosobo bertamu ke Masjid Al Mansyur, Minggu (15/3). Petrus Slamet Supriyadi selaku pendamping kegiatan mengatakan, agenda itu merupakan upaya untuk mengenalkan praktik ibadah agama lain sekaligus untuk bisa menjalin persahabatan dengan lingkungan sekitar. Anak-anak bersama lima guru pendamping disambut langsung oleh ketua yayasan masjid Al Mansyur Syarif Hidayat didampingi jajaran pengurus masjid dan Pondok Pesantren. Agenda diawali dengan kunjungan ke makam Kiai Walik yang ada di bagian belakang komplek Masjid yang sekaligus berfungsi sebagai komplek pondok pesantren dan sekolah itu. “Salah satu hal yang bisa ditemui dan jadi keunikan di masjid ini adalah jamaah pengajian hari Sabtu atau disebut jamaah Seton yang jamaahnya berasal dari seluruh wilayah wonosobo dan sudah ada sejaksekitar 60 tahun lalu,” ungkap Kiai Syarif. Para pengunjung juga melihat langsung kegiatan para santri dan jamaah yang mengikuti kegiatan pengajian Ahad pagi. Para pengurus Masjid juga menjelaskan terkait renovasi masjid yang sudah dilakukan empat kali. Restorasi terakhir masjid dilakukan pada 2015 dan mengembalikan bentuk bangunan asli seperti pertama kali dibangun pada tahun 50an. Baca Juga Selewengkan Aset, ASN Pemkab Magelang Ditetapkan Jadi Tersangka “Sejak berdiri, ini sudah empat kali alami renovasi dan akhirnya kembali ke bentuk asal. Bangunan tidak pakai arsitektur timur tengah, semuanya tidak berkubah dan pakai arsitektur Jawa. Bangunan ini juga punya falsafah 3 tingkat dengan makna gambarkan iman, islam dan ihsan,” imbuh Syarif yang pernah kuliah 3 semester kristologi di Univ Dutawacana Jogja itu. Sebelumnya, masjid Al Mansyur juga menerima kunjungan dan visitasi dari Paroki Kulonprogo selama 2 minggu. Masjid Al Mansur sendiri menurut salah satu pengurus sekaligus inisiator Ramadhan On The Street, Haqqi el Anshary, menjadi contoh dari kegiatan ramah HAM sekaligus untuk memupuk semangat pluralitas di Wonosobo. Serambi masjidnya kerap digunakan untuk berkegiatan lintas iman, seperti diskusi hingga kunjungan serupa. “Intinya kita semua bersaudara dan anak-anak sekolah minggu harapan kami bisa memahami bahwa kita hidup bersama dan bersaudara dalam satu Negara meski berbeda keyakinan. Kami juga sangat mengparesiasi karena beberapa kegiatan sebelumnya juga saya sendiri pernah ikut di sini,” tutur Suster Fransiska salah satu pendamping. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: